Peran Media dalam Penyebaran Nilai Agama; Media & Agama

Internet dan media sosial telah mengubah cara masyarakat dalam mengkonsumsi informasi, meski demikian di kalangan masyarakat menegah ke bawah atau pun yang rentang usianya di atas 50 tahun. Media massa masih menjadi pilihan utama dalam mengkonsumsi informasi, orang dapat terhubung dengan orang lain di seluruh dunia, menjaln hubungan sosial, dan berbagi pengalaman dengan cepat dan mudah melalui media sosial dan aplikasi pesan instan (Rohkman & Pristiwati, 2023)

Berikut adalan sebagian contoh acara di Indonesia yang membawa nilai keagamaan yaitu:

  1. Siraman Qolbu Mamah Dedeh
  2. Ruqyah, Ustad Faizar
  3. Mimbar Agama Kristen
  4. Login, Habib Ja'far dan Onad

Media massa dan media sosial saling mempengaruhi pasalnya pada hari ini adalah musimnya viralitas, dan yang viral kadang di media sosial terlebih dahulu ataupun sebaliknya. Namun, dominasi media sosial semakin tak terbendung yang berdampak pada penentu isu yang berkembang di masyarakat domina oleh sosial media.

Salah satu contoh kasus keagamaan yang pernah terjadi di Indonesia adalah kasus Gus Miftah Pada 20 November 2024, dalam sebuah acara tabligh akbar di Lapangan drh. Soepardi, Mungkid, Gus Miftah berinteraksi dengan seorang penjual es teh. Ia bertanya, "Es tehmu masih banyak?" dan saat penjual mengangguk, Gus Miftah menjawab, "Masih? Ya kana didol, goblog!" (Masih? Ya dijual lah, bodoh!). Sebagai Utusan Khusus Presiden, tindakan Gus Miftah menuai kritik luas dari masyarakat. Pada 4 Desember, Kepala Kantor Komunikasi Presiden, Hasan Nasbi, menyatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menegur Gus Miftah melalui Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya. Pada hari yang sama, Gus Miftah mengunjungi rumah penjual es teh tersebut untuk meminta maaf. Sebuah petisi di change.org yang menuntut presiden mencopot Gus Miftah dari jabatannya mendapatkan 215.161 tanda tangan hingga pagi 6 Desember. Pada hari yang sama, Gus Miftah mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Utusan Khusus Presiden. 

Kasus ini menyoroti peran media dalam penyebaran agama. Media sosial dan massa berfungsi sebagai saluran dakwah, memungkinkan pesan agama menjangkau audiens yang lebih luas. Namun, media juga dapat memperbesar kesalahan tokoh agama, mempengaruhi persepsi publik dan kredibilitas mereka. Dalam kasus Gus Miftah, media berperan dalam menyebarkan informasi tentang insiden tersebut, yang memicu reaksi publik dan akhirnya mempengaruhi keputusan pengunduran dirinya.

Peran media alam penyebaran agama dibagi dalam dua kategori yaitu;

  • Media bisa memperkuat
  • Media bisa melemahkan

  1. Media Bisa Memperkuat
Kecepatan penyebaran informasi, nilai-nilai yang tersebar jadi lebih mudah diakses dan pilihan informasi yang sangat beragam dan sesuai dengan kebutuhan lalu lebih efektif dan efisien dalam menyebarkan nilai agama, membangun dan meyakinkan suatu nilai dan yang terakhir menciptakan viralitas baru dengan sharing same interest.

     2. Media Bisa Melemahkan

Dimana sinkrestisme pengalaman, menggabungkan dan menterjemahkan sendiri pengalaman yang terjai terkait spiritualitas masing-masing lalu ada agama kafetaria, yaitu lebih mempercayai diri sendiri dan penilaiannya sendiri dibandingkan mempercayai ulama atau doktrin-doktrin agamanya.


"Jika anda tidak berhati-hati, surat kabar akan membuat anda membenci orang-orang tertindas dan mencintai orang-orang yang melakukan penindasan." Malcolm X


Media memiliki peran untuk melemahkan dan juga memperkuat nilai-nilai keagamaan di masyarakat. Di satu sisi, tekonologi komunikasi massa, memiliki potensi besar untuk menyebarkan pesan-pesan islam dan mendukung dakwah dengan cara yang efektif dan luas. Namun di sisi lain, dapat membawa dampak negatif, seperti menyebabkan kepercayaan takhayul, penyebaran informasi palsu atau HOAX, dan pengaruh negatif terhadap moralitas dan perilaku masyarakat. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendahuluan: Media & Agama

TEORI KOMUNIKASI AGAMA ; MEDIA & AGAMA

Literasi Digital dalam Perspektif Agama : Media & Agama